Kitab Suci Al-Qur’an merupakan mutiara yang langka. Bagian luarnya
adalah Nur, bagian dalamnya juga Nur, begitu pula bagian atas dan
bawahnya adalah Nur semata serta Nur disetiap kata di dalamnya. Kitab
ini merupakan taman ruhani yang rangkaian buahnya mudah dijangkau dan
melalui mana mengalir banyak sungai. Semua bentuk kemaslahatan bisa
ditemukan di dalamnya dan setiap obor penunjuk jalan dinyalakan
daripadanya.
Nur Kitab ini telah menembus hatiku dan aku tidak akan mungkin
memperolehnya dengan cara lain. Jika tidak ada Al-Qur’an maka aku tidak
akan menemukan kegembiraan hidup.
Keindahannya
jauh melampaui kecantikan seratus ribu Nabi Yusuf. Aku amat cenderung
kepadanya dan meresapkan rahmatnya ke dalam hati. Kitab ini telah
menghidupkan aku sebagaimana laiknya sebuah embrio dihidupi dan betapa
indah pengaruhnya atas kalbuku. Kecantikannya telah menarik keluar
jiwaku. Dalam sebuah kashaf dikemukakan kepadaku bahwa taman kesucian
itu diairi oleh Al-Qur’an yang merupakan gelombang samudra air
kehidupan. Barangsiapa yang meminum daripadanya akan menjadi hidup dan
membawa kehidupan kepada manusia lainnya. (Ayena Kamalati Islam, Qadian,
Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5,
hal. 545-546, London, 1984).
* * *
Sebutan Khataman
Nabiyin yang dikenakan kepada Hadzrat Rasulullah s.a.w. mengharuskan
bahwa Kitab yang diwahyukan kepada beliau adalah juga kitab yang paling
sempurna dibanding semua kitab-kitab samawi lainnya serta merangkum
keseluruhan keluhuran ajaran ruhani. Ketentuannya adalah sebagaimana
tingkat derajat kekuatan ruhani dan kesempurnaan batin dari sosok yang
menerima wahyu Allah, begitu pulalah derajat kekuatan dan keagungan dari
firman bersangkutan. Mengingat kekuatan ruhani dan kesempurnaan batin
Hadzrat Rasulullah s.a.w. adalah dari tingkat yang paling luhur, yang
tidak akan mungkin disamai atau dilampaui oleh orang lain, demikian
jugalah derajat Kitab Suci Al-Qur’an yang keluhurannya tidak akan bisa
dicapai oleh Kitab-kitab samawi terdahulu. Kemampuan dan kekuatan ruhani
Hadzrat Rasulullah s.a.w. adalah yang tertinggi dari semuanya, dimana
semua bentuk kesempurnaan telah mencapai puncaknya dalam diri beliau.
Karena itu Kitab Suci Al-Qur’an yang diwahyukan kepada beliau adalah
juga Kitab yang sempurna dimana keluhuran daripada mukjizat firman
mencapai titik tertinggi di dalamnya.
Dengan demikian beliau
itu adalah Khataman Nabiyin dan Kitab beliau menjadi Khatamal Kutub.
Dari sudut pandang setiap aspek suatu firman Tuhan, Kitab Suci Al-Qur’an
menempati derajat tertinggi. Kesempurnaan Kitab Suci Al-Qur’an bisa
diamati dimana keajaiban rangkumannya bisa dilihat dari berbagai sudut
pandang, baik dari segi keindahan komposisi, dari urutan pokok
pembahasan, dari ajaran yang tercantum serta dari kesempurnaan buah
ajarannya. Karena itulah Al-Qur’an tidak memerlukan padanannya dari
sudut pandang apa pun, bahkan Kitab ini melontarkan tantangan umum
memper¬tanyakan apakah ada yang mampu menyamainya dalam segi apa pun.
Dari sudut mana pun manusia memilih untuk memandangnya, Kitab ini
merupakan mukjizat. (Malfuzat, vol. II, hal. 36-37).
* * *
Kitab
Suci Al-Qur’an merupakan sebuah mukjizat yang kapan pun tidak ada dan
tidak akan pernah ada padanannya. Gerbang rahmat dan berkatnya selalu
tetap terbuka serta tetap cemerlang dan nyata di setiap zaman
sebagaimana keadaannya ketika di masa Hadzrat Rasulullah s.a.w.
Kiranya
kita ada memperhatikan bahwa bicara seseorang itu umumnya sejalan
dengan ketetapan hatinya. Tambah tinggi ketetapan hati, tujuan serta
tekad si pembicara, begitu pulalah mutu dari hasil bicaranya. Wahyu
samawi juga mengikuti pola yang sama. Bertambah tinggi ketetapan hati
dari sosok yang menerima wahyu Ilahi maka akan bertambah tinggi juga
nilai dari wahyu bersangkutan. Mengingat ruang lingkup dari ketetapan
hati, kapasitas dan tekad Hadzrat Rasulullah s.a.w. memang sangat luas,
maka wahyu yang turun kepada beliau juga bersifat sama. Tidak akan
pernah ada lagi manusia yang bisa mencapai derajat ketetapan hati dan
keberanian seperti beliau mengingat ajaran beliau tidak terbatas pada
suatu kurun waktu atau bangsa tertentu saja sebagaimana halnya yang
terjadi pada Nabi-nabi sebelum beliau.
Mengenai beliau yang dikemukakan sebagai sosok yang luhur ada terdapat dalam ayat:
“Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku Rasul kepada kamu sekalian”“. (S.7 Al-Araf:159)
serta ayat lain:
“Tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh umat”. (S.21 Al-Anbiya:108).
Siapakah
yang dapat menyamai beliau dengan ruang lingkup kenabian dan maksud
kedatangan yang demikian luasnya? Sekarang ini kalau pun ada salah satu
ayat Al-Qur’an yang diwahyukan kepada seseorang, aku yakin bahwa ruang
lingkup wahyu tersebut tidak akan seluas sebagaimana ketika diterima
Hadzrat Rasulullah s.a.w. (Malfuzat, vol. III, hal. 57).
* * *
Kebenaran
haqiqi yang berkaitan dengan agama dan semua ajaran tentang subyek
Ketuhanan serta argumentasi konklusif yang mendukung kebenaran,
bersama-sama keajaiban-keajaiban dan wawasan-wawasan sebagaimana
terdapat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, semuanya itu berada di luar
jangkauan kemampuan dan intelektual manusia untuk memperolehnya sendiri.
Jika kita melihat ke masa sebelumnya, kita akan menemukan bahwa tidak
ada ahli filosofi atau pun orang bijak yang mampu mengungkapkan semua
pengetahuan yang terdapat di dalam Al-Qur’an tersebut. Justru
sebaliknya, seluruh pengetahuan dan wawasan tersebut malah dikaruniakan
kepada seorang yang sama sekali tidak terpelajar. Beliau tidak pernah
mengenyam pendidikan sekolah, atau membaca buku dan tidak juga berkawan
dengan orang-orang bijak atau yang terpelajar. Beliau menjalankan
kehidupannya di tengah-tengah suatu bangsa yang liar, dilahirkan dan
dibesarkan di antara mereka serta berkawan dengan mereka. Bahwa Hadzrat
Rasulullah s.a.w. adalah seorang yang buta huruf merupakan hal yang
demikian jelas sehingga tidak ada peneliti sejarah Islam yang tidak
mengetahuinya. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani
Khazain, vol. 1, hal. 561-563, London, 1984).
|
My Guestbook
Minggu, 20 November 2011
Keindahan dan kesempurnaan Al-Qur'an
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar